Ukuran: 16 x 24
- Tebal: 564 Halaman
- Penulis: Mushthofa al-’Adawi
- Harga : Rp. 87.500,- disc. menjadi Rp. 75.000,-
Deskripsi:
Anak merupakan karunia sekaligus ujian bagi manusia.
Dalam persepsi Islam, anak merupakan amanat yang menjadi tanggung jawab orang-tuanya. Ketika pertama kali dilahirkan ke dunia, seorang anak dalam keadaan fitrah dan berhati suci lag! bersih, ibarat kertas putih bersih yang siap untuk dituliskan apapun diatasnya. Kedua orangtuanyalah yang memegang peranan penting pada perkembangan berikutnya, apakah keduanya akan mempertahankan fitrah dan kesucian hatinya, ataukah malah merusak dan mengotorinya.
Pendidikan terhadap anak merupakan bagian terpenting dalam kehidupan berumahtangga. Sebab salah satu tujuan utama pernikahan adalah lahirnya keturunan yang nantinya akan menjadi generasi penerus. Namun ironinya dalam pandangan kebanyakan orangtua di masyarakat kita, pendidikan yang layak dan baik adalah dengan menyekolahkan anak di sekolah favorit.
Dengan demikian anak tersebut akan dapat berprestasi, hingga nantinya memiliki masa depan yang ''sukses dan mapan''. Tidak peduli apakah sekolah tersebut mengajarkan nilai-nilai Islam ataukah tidak. Ukuran kesuksesan dalam pandangan mereka adalah ketika seseorang sukses setara materi, atau sukses meraih kedudukan tinggi. Mereka akan sangat bangga dan merasa berhasil mendidik dan membesarkan anak-anak mereka, manakala anak-anak tersebut sukses menduduki suatu jabatan tinggi atau berprofesi dengan profesi bergengsi. Tidak peduli apakah anak-anak mereka mengerti dan mematuhi tuntunan agamanya, ataukah malah jauh dari itu semua dan tidak mempedulikannya. Apalah artinya kesuksesan dalam kehidupan dunia yangsingkat ini, jika ditempuh dengan cara yang berakibat pada kesengsaraan tiada akhir di akhirat.
Kesuksesan hakiki adalah ketika seseorang pertama kali menapakkan kakinya di Surga. Karenanya, sudah menjadi kewajiban dan tanggungjawab orangtua untuk memberikan perhatian lebih pada pendidikan agama anak-anaknya, melebihi perhatiannya terhadap hal lain. Sungguh sangat meng-herankan sikap sebagian orangtua, yang bersedih dan menangis ketika tubuh anaknya sakit atau mati, namun tidak demikian halnya ketika hati dan jiwanya yang sakit atau mati. Padahal mereka mengklaim sangat mencintai dan menyayangi anak-anak tersebut. Maka, apakah tindakan membiarkan hati dan jiwa menjadi sakit, bahkan mati, hingga membuat anak terjerumus ke dalam kesengsaraan, dapat dikatakan sebagai ungkapan cinta dan kasih sayang?! Buku di tangan pembaca ini merupakan masukan yang sangat berharga dan bermanfaat bagi anda para orangtua dalam mendidik anak.
Dengan membaca buku ini, anda akan mengetahui ''Apakah sudah tepat cara anda dalam mendidik anak, ataukah sebaliknya?'''
0 komentar:
Posting Komentar